© Google Maps/rafi thaliq |
Jika menurut ahli sebuah negara disebut maju kalau rasio wirausaha di angka 10-14% dari total penduduknya, artinya Indonesia setidaknya harus punya sekitar 27 juta – 37,8 juta orang yang berprofesi sebagai entrepreneur.
Politeknik WBI Dari Tanah Batak untuk Indonesia
Pemilik
perusahaan kelapa sawit Wilmar International Ltd yang di masa mudanya pernah
jadi loper koran ini begitu prihatin dengan generasi muda Indonesia yang lebih
berminat jadi jobs seeker daripada jobs creator sebagai wirausaha.
Martua yakin bahwa negeri ini haruslah berubah.
Negeri ini harus menunjukkan kemampuannya untuk
menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia kelak.
Dan jawaban atas seluruh keinginan itu adalah
sebuah institusi pendidikan yang bisa jadi sarana terbaik untuk menciptakan
generasi muda mandiri, kreatif, inovatif, adaptif dan dapat menciptakan
lapangan kerja baru sebagai entrepreneur.
Tepat pada 27 Agustus 2015, Martua pun melibatkan
dirinya untuk membangun ‘pabrik’ wirausaha negeri ini lewat Politeknik WBI
(Wilmar Bisnis Indonesia). Bertempat di tanah Batak kelahirannya, wirausaha
kelahiran Kota Pematang Siantar memilih Kabupaten Deli Serdang yang sama-sama
di Sumatera Utara sebagai lokasi Politeknik WBI.
Kenapa Harus Masuk ke Perguruan Tinggi Vokasi?
Seperti keinginan Martua, Politeknik WBI tentu
hadir lebih dari sekadar kampus vokasi biasa. Ingin dikenal sebagai Kampus Entrepreuner di Sumut, Politeknik WBI menawarkan lima program studi (prodi)
yang memang benar-benar dibutuhkan negeri ini yakni Agribisnis Hortikultura,
Akuntansi Perpajakan, Manajemen Pemasaran Internasional, Pengelolaan Konvensi
dan Acara serta tentunya Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Jujur, Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak WBI ini
adalah prodi yang begitu menarik perhatian saya.
Tidak hanya karena baru resmi berdiri di tahun
2021, prodi ini membuktikan kalau Politeknik WBI paham betul bahwa bidang kerja Teknologi RPL sangat sesuai dengan kebutuhan zaman masa kini yang serba komputer dan internet. Gaya hidup online menjadikan sarjana terapan RPL begitu diburu perusahaan.
Tapi bukankah untuk bisa jadi sarjana RPL tak harus di perguruan tinggi vokasi, bukan?
Benar.
Namun tahukah kalian kalau kampus-kampus vokasi itu punya berbagai keunggulan bahkan jika dibandingkan dengan universitas reguler? Tak percaya? Berikut lima alasan yang bisa bikin kamu terpikat:
- Dibandingkan kampus konvensional, perguruan tinggi vokasi lebih fokus pada praktek dibandingkan teori. Kuliah reguler terdengar membosankan dengan banyaknya tugas sedangkan kampus vokasi seperti Politeknik WBI tentunya, mengedepankan praktek langsung yang tentunya membuatmu merasakan atmosfer dunia kerja
- Sekolah-sekolah vokasi berdiri dengan fokus pendidikan tertentu misalnya Teknologi RPL, sehingga kamu bakal bisa terjun langsung ke bidang pekerjaan software dan memperoleh karir sesuai keinginan tanpa salah tujuan
- Jika kampus reguler menawarkan banyak prodi, perguruan tinggi vokasi fokus pada jurusan yang lebih spesifik sehingga kamu bisa lebih fokus dan merangkai asa masa depan
- Berbeda dengan kampus reguler yang biasanya butuh waktu minimal empat tahun untuk S1, kalender pendidikan perguruan tinggi vokasi lebih efektif, efisien dan singkat yakni tiga tahun yang membuat kamu bisa selangkah lebih cepat ke dunia kerja
- Mayoritas perguruan-perguruan tinggi vokasi bekerja sama langsung dengan perusahaan besar sesuai dengan jurusan yang ditawarkan, sehingga kamu berkesempatan memperoleh pekerjaan lebih cepat atau direkrut langsung oleh perusahaan
Seiring dengan masa 4.0 yang akan segera berganti dengan lebih canggih nantinya, Tanah Batak siap untuk terlibat memajukan negeri lewat wirausaha-wirausaha masa depan melalui Politeknik WBI. Jadi, yuk kuliah di perguruan tinggi vokasi berkualitas!
13 Komentar
Sepertinya skulnya bagus ya kakak. Kebetulan nih ponakan juga mau lulus SMA, bisa jadi referensi pilihan kampus nih.
BalasHapusWirausaha itu butuh energi yang kuat dan mental sebagai wirausaha, dan tak cukup itu, harus memiliki kemampuan skill dlm wirausaha, sekolah advokasi salah satu bentuk referensi yg cukup utk jadi wirausaha
BalasHapusSekolah vokasi bisa bersaing ya dg strata 1. Yg penting belajar sungguh2 dan bangun relasi!
BalasHapusSaat ini memang sepertinya lulusan seperti ini yang dicari, siap kerja dengan pengetahuan yang mumpuni
BalasHapussekarang emang harus memilih kampus yang siap kerja ya . kerasa banget soalnya waktu lulus kuliah dulu bingung gitu mau kerja kaya gimana karena gak ada bayangan sama sekali
BalasHapusMemang benar, kalau bisa kuliah tidak hanya sekedar kuliah dan mengejar gelar sarjana saja. Akan lebih penting nantinya akan jadi apa, dan dipersiapkan dari sekarang soft skill dan hard skillnya.
BalasHapusSekarang sekolah advokasi pada keren2 ngga kayak jaman kita pas SMA dlu jadii anak tiri wkwkwk.
BalasHapusSekarang yaa sama aja. Bahkan banyak yg lebih baguss
waaa keren Wilmar, jadi lebih mempersiapkan anak-anak untuk langsung terjun ke dunia kerja ya..
BalasHapusBaru tau nih kalo ada WBI, yg bikim para sarjana makin mateng menghadapi dunia kerja
BalasHapusYa,soft skill dan hard skill itu emang penting dipersiapkan sebelum kita memantapkan hati untuk kuliah ya mbaa
BalasHapusKeren ini kampusnya Ya mbak, aandai aku baru lulus SMA mau nih ya daftar yang langsung kelas wirausaha begini biar langsung fokus
BalasHapusIya ya, nggak banyak juga orangtua ynag menginginkan anak-anaknya menjadi seorang wirausaha.
BalasHapusMasuk ke perguruan tinggi vokasi sebenarnya cocok untuk orang yang lebih mudah memahami ilmu dengan praktek secara langsung. Sebab memang di Universitas reguler yaaa teori yang dipelajari lebih banyak dari prakteknya.
sekarang udah banyak sih yang lebih milih vokasi ya mba, alasannya biar lebih siap buat kerja sih kayaknya yaaa
BalasHapus