Kalau ada satu hal yang ingin sekali saya hindari ketika hendak di depan TV, mungkin itu adalah menonton sinetron Indonesia.
Tidak, saya tidak bermasalah dengan akting para pemain sinetron yang memang sudah pasti berbeda dengan aktor atau aktris layar lebar. Pun saya tidak terlalu mempedulikan lokasi syuting yang di situ-situ saja, atau bahkan urusan sinematografi yang mungkin saja kalah dengan video-video reels para content creator di Instagram itu, sampai dengan pemilihan para pemain yang lu lagi lu lagi tersebut.
Namun ada satu hal yang benar-benar tak bisa saya tolerir, yang bahkan bisa membuat saya nyerocos panjang lebar dan berakhir overthinking setiap kali nonton sinetron Indonesia.
Apa itu?
Perkara kenapa tidak ada satu karakter di dalam sinetron itu yang punya atau bahkan setidaknya kenal dengan asuransi kesehatan.
'Alah, cuma gitu aja kok dipermasalahkan...'
'Lhoh, ya harus dong!'
Sebagai orang yang pernah dua kali dirawat inap karena tipes dan terbantu penuh oleh asuransi kesehatan cashless, saya memang bisa dengan mudah alergi mengenai bagaimana para karakter sinetron seolah-olah diciptakan dengan kebodohan luar biasa, sampai-sampai menyerah pada takdir dan meratapi nasib tak bisa bayar rumah sakit, karena tak pernah bersinggungan dengan produk asuransi.
Ini belum membahas tindakan-tindakan klise kelewat semprul seperti mereka selalu memamerkan uang penghasilan atau hasil pinjaman bank di tepi jalan, yang bisa ditebak bakal dicuri oleh jambret dan berakhir mereka diusir karena rumahnya disita.
'Yha, gimana mau bersinggungan, kebanyakan karakternya kan pekerja informal...'
Lantas, apakah semua pekerja informal tak bisa membayar dan tak berhak atas iuran asuransi kesehatan?
'Ehm, mungkin saja nggak ada durasi tambahan adegan untuk memberikan adegan mereka klaim asuransi?'
Oh, come on! Adegan bilang langsung ke pihak administrasi rumah sakit mengenai asuransi itu saya jamin nggak akan lebih panjang daripada adegan panjang zoom in zoom out atau menangis di bawah air hujan dengan iringan suara Rossa.
'Yaudahlah ya, kalau dikasih adegan klaim asuransi, jatuhnya nggak jadi sinetron genre drama dong!'
Nah, ini mungkin adalah kesimpulan yang paling tepat.
Saya jadi berpikir bahwa kenapa para penulis skenario itu memangkas adegan klaim asuransi adalah demi memberikan kesan dramatis. Bukankah protagonis yang sudah kehilangan harta, kehilangan suami karena direbut pelakor, punya mertua super jahat bakal akan makin memicu sedu sedan jika anaknya harus meninggal dunia karena gagal bayar biaya rumah sakit akibat tak punya asuransi?
Karena memang jadi tak menarik jika tiba-tiba si protagonis yang sudah digambarkan sebagai karakter dengan penderitaan di sepuluh kehidupan itu muncul di depan para suster sambil memamerkan kartu asuransi kesehatan cashless, maka sudah pasti akan menghilangkan kesan menyedihkan.
Sebuah hal kecil yang seolah makin memperuncing kondisi jika memang tak semua masyarakat Indonesia paham pentingnya asuransi kesehatan.
Beberapa tahun lalu saat saya masih menjadi budak korporat di sebuah media online, saya pernah dua kali harus dirawat inap di sebuah rumah sakit swasta Kota Malang (kebetulan rumah sakit yang sama) akibat sakit tipes. Ya, penyakit yang konon kata teman-teman kerja saya saat itu sebagai bukti keteguhan hati para pejuang deadline itu menyambangi tubuh gemuk saya karena jadwal makan tidak terkontrol dan terlalu lelah.
Dibawa ke rumah sakit dalam kondisi lemas oleh Ayah saya, dengan segera dokter di IGD mengambil sampel darah dan akhirnya hasil laboratorium memastikan saya terkena tipes. Sebagai penyakit yang cukup menyebalkan, tipes mengharuskan si penderita melakukan bedrest dan infus selama berhari-hari.
Tentu sebagai seorang milenial yang adalah pekerja, saya cukup punya harga diri tinggi dan enggan dibayari oleh orangtua perkara biaya rumah sakit. Namun ketika saya ingat bahwa saya sudah terlalu sering mengbiskan uang untuk gaya hidup konsumtif, saya sadar kalau tak ada dana darurat di dalam rekening yang belum memasuki pekan gajian.
Dalam kondisi bingung soal biaya, pertolongan datang karena kebetulan kantor media tempat saya bekerja memberikan fasilitas asuransi cashless untuk seluruh pegawainya. Dengan cepat saya langsung memberikan kartu asuransi cashless dari perusahaan dan kartu identitas saya kepada Ayah untuk melakukan prosedur administrasi, sebelum akhirnya saya memperoleh kamar inap.
Menanti di ruang IGD yang dingin dan ditemani infus tentu membuat saya cemas apakah asuransi cashless itu bisa berfungsi bagaimana mestinya. Hingga akhirnya Ayah saya datang dengan beberapa perawat dan membawa tubuh lemas saya ke ruangan kelas II di lantai tiga.
Bolehlah saat itu saya bernapas lega dan membiarkan efek bius bekerja, karena saya tak perlu memikirkan lagi urusan administrasi dan biaya rumah sakit.
Hingga akhirnya setelah lebih dari 10 hari dirawat, saya pun keluar dari rumah sakit dengan sangat tenang karena hanya perlu memberikan satu kali tanda tangan untuk keperluan berkas klaim rumah sakit. Saya bahkan hanya perlu mengeluarkan uang untuk ongkos taksi dari rumah sakit ke rumah sebesar empat puluh tiga ribu Rupiah saja selama dirawat inap yang konon menghabiskan lebih dari Rp5 juta itu.
Skenario di atas pun kembali terulang ketika dua tahun kemudian lagi-lagi saya kembali harus tidur lama di rumah sakit karena tipes.
Bahkan saya masih ingat bagaimana perawat bangsal kelas II itu berkata, “Lhoh, mbaknya lagi...”
Bayangkan saja, karakter sinetron itu bisa mengalami kemalangan ganda dalam waktu singkat. Misalkan saja didorong sedikit langsung ketabrak mobil, atau sedang asyik berjualan di jalanan sepi lalu tiba-tiba ada sepeda motor melaju kencang dari antah-berantah sehingga terjatuh dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadar.
Tak dijelaskan seperti apa cedera yang dialami, kepala mereka langsung diperban dan dokter yang itu-itu lagi menjelaskan kalau mereka butuh operasi secepatnya atau kemudian meninggal dunia begitu saja.
Tapi, bukankah hidup memang tidak seperti alur cerita sinetron?
Karena itulah kita masih diberi kesempatan dan pilihan untuk tidak menangis di bawah air hujan ketika orang terdekat membutuhkan biaya pengobatan.
Belajar dari pengalaman saya menggunakan asuransi cashless saat dirawat inap akibat tipes, saya yang sudah resign sebagai pegawai media online pun menjatuhkan pilihan pada #AstraLife.
Kalau membahas soal Astra, tentu kita semua sepakat bahwa ini merupakan salah satu perusahaan yang memiliki gurita bisnis di berbagai sendi kehidupan termasuk kesehatan. Sebetulnya sudah sejak lama saya memahami informasi mengenai asuransi kesehatan Astra #LoveLife ini, hanya saja saya benar-benar baru merasa kalau ini adalah ‘jawabannya’ setelah Flexi Hospital & Surgical Protection dirilis.
Sesuai dengan namanya, Flexi Hospital & Surgical Protection adalah asuransi kesehatan dengan manfaat penggantian biaya perawatan rumah sakit di Indonesia. Punya segudang keunggulan, kita pun bisa melakukan penyesuaian premi sebelum membeli asuransi ini secara online.
Ya, kalian tidak salah baca, adanya pilihan pengajuan online inilah alasan terbesar saya memilih Astra Life Flexi Hospital & Surgical Protection
Ini belum membahas tindakan-tindakan klise kelewat semprul seperti mereka selalu memamerkan uang penghasilan atau hasil pinjaman bank di tepi jalan, yang bisa ditebak bakal dicuri oleh jambret dan berakhir mereka diusir karena rumahnya disita.
'Yha, gimana mau bersinggungan, kebanyakan karakternya kan pekerja informal...'
Lantas, apakah semua pekerja informal tak bisa membayar dan tak berhak atas iuran asuransi kesehatan?
'Ehm, mungkin saja nggak ada durasi tambahan adegan untuk memberikan adegan mereka klaim asuransi?'
Oh, come on! Adegan bilang langsung ke pihak administrasi rumah sakit mengenai asuransi itu saya jamin nggak akan lebih panjang daripada adegan panjang zoom in zoom out atau menangis di bawah air hujan dengan iringan suara Rossa.
'Yaudahlah ya, kalau dikasih adegan klaim asuransi, jatuhnya nggak jadi sinetron genre drama dong!'
Nah, ini mungkin adalah kesimpulan yang paling tepat.
Saya jadi berpikir bahwa kenapa para penulis skenario itu memangkas adegan klaim asuransi adalah demi memberikan kesan dramatis. Bukankah protagonis yang sudah kehilangan harta, kehilangan suami karena direbut pelakor, punya mertua super jahat bakal akan makin memicu sedu sedan jika anaknya harus meninggal dunia karena gagal bayar biaya rumah sakit akibat tak punya asuransi?
Karena memang jadi tak menarik jika tiba-tiba si protagonis yang sudah digambarkan sebagai karakter dengan penderitaan di sepuluh kehidupan itu muncul di depan para suster sambil memamerkan kartu asuransi kesehatan cashless, maka sudah pasti akan menghilangkan kesan menyedihkan.
Sebuah hal kecil yang seolah makin memperuncing kondisi jika memang tak semua masyarakat Indonesia paham pentingnya asuransi kesehatan.
Tipes Dua Kali dan Kehadiran Asuransi Cashless
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ada alasan tersendiri kenapa saya cukup gemas dengan absennya adegan klaim asuransi dari sinetron Indonesia.
Beberapa tahun lalu saat saya masih menjadi budak korporat di sebuah media online, saya pernah dua kali harus dirawat inap di sebuah rumah sakit swasta Kota Malang (kebetulan rumah sakit yang sama) akibat sakit tipes. Ya, penyakit yang konon kata teman-teman kerja saya saat itu sebagai bukti keteguhan hati para pejuang deadline itu menyambangi tubuh gemuk saya karena jadwal makan tidak terkontrol dan terlalu lelah.
Dibawa ke rumah sakit dalam kondisi lemas oleh Ayah saya, dengan segera dokter di IGD mengambil sampel darah dan akhirnya hasil laboratorium memastikan saya terkena tipes. Sebagai penyakit yang cukup menyebalkan, tipes mengharuskan si penderita melakukan bedrest dan infus selama berhari-hari.
Tentu sebagai seorang milenial yang adalah pekerja, saya cukup punya harga diri tinggi dan enggan dibayari oleh orangtua perkara biaya rumah sakit. Namun ketika saya ingat bahwa saya sudah terlalu sering mengbiskan uang untuk gaya hidup konsumtif, saya sadar kalau tak ada dana darurat di dalam rekening yang belum memasuki pekan gajian.
Dalam kondisi bingung soal biaya, pertolongan datang karena kebetulan kantor media tempat saya bekerja memberikan fasilitas asuransi cashless untuk seluruh pegawainya. Dengan cepat saya langsung memberikan kartu asuransi cashless dari perusahaan dan kartu identitas saya kepada Ayah untuk melakukan prosedur administrasi, sebelum akhirnya saya memperoleh kamar inap.
Menanti di ruang IGD yang dingin dan ditemani infus tentu membuat saya cemas apakah asuransi cashless itu bisa berfungsi bagaimana mestinya. Hingga akhirnya Ayah saya datang dengan beberapa perawat dan membawa tubuh lemas saya ke ruangan kelas II di lantai tiga.
Bolehlah saat itu saya bernapas lega dan membiarkan efek bius bekerja, karena saya tak perlu memikirkan lagi urusan administrasi dan biaya rumah sakit.
Hingga akhirnya setelah lebih dari 10 hari dirawat, saya pun keluar dari rumah sakit dengan sangat tenang karena hanya perlu memberikan satu kali tanda tangan untuk keperluan berkas klaim rumah sakit. Saya bahkan hanya perlu mengeluarkan uang untuk ongkos taksi dari rumah sakit ke rumah sebesar empat puluh tiga ribu Rupiah saja selama dirawat inap yang konon menghabiskan lebih dari Rp5 juta itu.
Skenario di atas pun kembali terulang ketika dua tahun kemudian lagi-lagi saya kembali harus tidur lama di rumah sakit karena tipes.
Bahkan saya masih ingat bagaimana perawat bangsal kelas II itu berkata, “Lhoh, mbaknya lagi...”
Astra Life, Asuransi Anti Ribet Agar Hidup Tidak Sinetron
Tentu apa yang saya alami sehingga dihajar tipes dua kali memang tidaklah sebanding dengan musibah yang dilalui para karakter sinetron.Bayangkan saja, karakter sinetron itu bisa mengalami kemalangan ganda dalam waktu singkat. Misalkan saja didorong sedikit langsung ketabrak mobil, atau sedang asyik berjualan di jalanan sepi lalu tiba-tiba ada sepeda motor melaju kencang dari antah-berantah sehingga terjatuh dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadar.
Tak dijelaskan seperti apa cedera yang dialami, kepala mereka langsung diperban dan dokter yang itu-itu lagi menjelaskan kalau mereka butuh operasi secepatnya atau kemudian meninggal dunia begitu saja.
Tapi, bukankah hidup memang tidak seperti alur cerita sinetron?
Karena itulah kita masih diberi kesempatan dan pilihan untuk tidak menangis di bawah air hujan ketika orang terdekat membutuhkan biaya pengobatan.
Belajar dari pengalaman saya menggunakan asuransi cashless saat dirawat inap akibat tipes, saya yang sudah resign sebagai pegawai media online pun menjatuhkan pilihan pada #AstraLife.
Kalau membahas soal Astra, tentu kita semua sepakat bahwa ini merupakan salah satu perusahaan yang memiliki gurita bisnis di berbagai sendi kehidupan termasuk kesehatan. Sebetulnya sudah sejak lama saya memahami informasi mengenai asuransi kesehatan Astra #LoveLife ini, hanya saja saya benar-benar baru merasa kalau ini adalah ‘jawabannya’ setelah Flexi Hospital & Surgical Protection dirilis.
Sesuai dengan namanya, Flexi Hospital & Surgical Protection adalah asuransi kesehatan dengan manfaat penggantian biaya perawatan rumah sakit di Indonesia. Punya segudang keunggulan, kita pun bisa melakukan penyesuaian premi sebelum membeli asuransi ini secara online.
Ya, kalian tidak salah baca, adanya pilihan pengajuan online inilah alasan terbesar saya memilih Astra Life Flexi Hospital & Surgical Protection
Keunggulan Flexi Hospital & Surgical Protection
Dulu kalau ingin mencari informasi soal asuransi kesehatan bahkan melakukan pengajuan, kita tentu harus membuat janji dengan pegawai asuransi. Sebuah kegiatan yang cukup ribet dan tidak praktis, apalagi semenjak pandemi Covid-19 sudah mengubah hidup kita. Belajar dari hal itulah, Astra menawarkan hal yang benar-benar milenial banget kepada Flexi Hospital & Surgical Protection. Berikut beberapa keunggulan yang menurut saya harus juga kalian ketahui:1. Klaim Cashless Pakai e-Card
Dan inilah alasan pertama saya kenapa jatuh hati pada produk terbaru Astra Life. Yap, memiliki Flexi Hospital & Surgical Protection berarti seluruh transaksi pengobatan dan perawatan di rumah sakit sudah pasti anti ribet karena cashless. Bahkan tak cuma cashless, Astra juga memberikan inovasi cardless karena kita akan langsung memperoleh e-Card yang dikirim ke email pribadi dalam waktu maksimal H+2 hari kerja usai pembelian polis.Artinya saat saya tiba-tiba harus sakit dan dirawat di rumah sakit (semoga saja tidak), saya tinggal menunjukkan e-Card kepada petugas administrasi dan memperoleh manfaat perlindungan tanpa membayar tagihan rumah sakit sepeserpun alias cashless. Sebuah inovasi luar biasa dari Astra terutama bagi kaum yang suka ketinggalan kartu seperti saya.
2. Biaya Rawat Inap Hingga Rp2 Juta Per Hari
‘Kalau cashless tuh biasanya biaya rawat inapnya kecil...’Eh tunggu dulu Esmeralda, hal itu tidak berlaku juga lho di Flexi Hospital & Surgical Protection. Memang sih harga rawat inap di tiap rumah sakit dan tiap kota berbeda-beda, hanya saja Astra Life memiliki pilihan lima Plan untuk kebutuhan asuransi Flexi Hospital & Surgical Protection. Di mana biaya manfaat rawat inap hingga Rp2 juta per hari.
Mayoritas di Indonesia sendiri, pelayanan ruang rawat inap rumah sakit biasanya dimulai di kisaran Rp300 ribuan per hari untuk kelas III (pelayanan ruang inap gabung), lalu Rp400 ribuan per hari untuk kelas II, Rp500 ribuan per hari untuk kelas I hingga mulai dari Rp1 jutaan per hari untuk kelas VIP sampai VVIP. Sehingga dengan biaya manfaat kamar rawat inap Flexi Hospital & Surgical Protection yang mencapai Rp2 juta per hari, kita sudah memperoleh pelayanan terbaik.
3. Tanpa Cek Medis
Mayoritas saat kita hendak melakukan pengajuan produk asuransi, biasanya perusahaan mewajibkan melakukan cek medis terlebih dahulu, supaya mengetahui kondisi kesehatan calon nasabah. Ribet banget kan? Belum lagi kalau sudah overthinking terlebih dulu karena orangtua punya penyakit degeneratif, bisa-bisa kita mundur sebelum cek medis.Namun kalau kalian menggunakan Flexi Hospital & Surgical Protection, tahapan ini tak perlu dilakukan. Ya, Astra tak mengharuskan calon nasabah mereka melakukan cek medis dulu saat hendak beli Flexi Hospital & Surgical Protection di ilovelife.co.id.
4. Manfaat Perlindungan Berlimpah Sesuai Tagihan
‘Ah beli asuransi cashless itu biasanya nggak sesuai dengan tagihan. Biasanya perlindungan yang didapat berbeda...’Tenang saja Rosalinda, itu tak akan kalian alami lewat Flexi Hospital & Surgical Protection.
Astra menjamin bahwa premi yang dibayarkan oleh nasabah sudah termasuk berbagai manfaat perlindungan. Apa saja?
- Tagihan biaya pembedahan
- Kunjungan dokter baik umum dan spesialis
- Biaya ambulans
- Perawatan sebelum dan sesudah rawat inap
- Perawatan kanker rawat jalan mencakup radioterapi dan kemoterapi
- Perawatan cuci darah.
5. Pengajuan Online Cuma 5 Menit
Seperti yang sudah saya bilang tadi, keunggulan Flexi Hospital & Surgical Protection yang membuatnya berbeda dibandingkan asuransi lainnya adalah bisa diajukan secara online. Yap, kalian kaum mager dan rebahan seperti saya, bisa langsung mengakses ilovelife.co.id lewat ponsel atau laptop di rumah, bahkan dalam kondisi belum mandi sekalipun.
Setelah masuk di halaman website, langsung saja pilih Flexi Hospital & Surgical Protection dan kemudian isi seluruh data yang diperlukan untuk pembelian polis. Ingat, isi data sesuai dengan informasi diri secara tepat. Baru kemudian isi kalkulator premi untuk memperoleh simulasi premi produk Flexi Hospital & Surgical Protection sesuai kebutuhan dan selesaikan proses pengajuan polis yang jika lancar, hanya butuh waktu lima menit saja.
Jika semua sudah dilakukan, maka kita hanya tinggal menanti e-Card dikirim ke email usai polis Flexi Hospital & Surgical Protection dinyatakan aktif.
6. Medical Check Up Tiap Dua Tahun
Dan inilah keunggulan terakhir dari Flexi Hospital & Surgical Protection yakni memberikan fasilitas MCU (Medical Check Up) setiap dua tahun sekali. Dari lima Plan yang ditawarkan, ada dua kategori MCU yakni untuk PLAN A dan B, serta PLAN C, D dan E. Fasilitas ini bakal diperoleh setelah polis kita aktif, tepatnya pada akhir tahun kedua. Untuk waktu dan jenis MCU yang diperoleh, tentu saja disesuaikan dengan ketersediaan pada masing-masing rumah sakit rekanan Astra Life.Hitung Premi Flexi Hospital & Surgical Protection
Jika sudah membahas soal keunggulan Flexi Hospital & Surgical Protection, tentu sebagai calon nasabah normal bagi kita jika ingin mengetahui berapa sih premi yang kemungkinan bakal kita bayar. Tak perlu kita merepotkan diri datang ke kantor Astra Life, karena perhitungan premi ini bisa dilakukan secara online di ilovelife.co.id saja.
Ambil contoh sebagai perempuan lajang yang tinggal di Malang, saya ingin memperoleh perawatan inap untuk kamar kelas I yang ada di kisaran Rp600 ribu dengan limit Rp150 juta. Maka dari perhitungan kalkulator premi, ternyata saya masuk di solusi PLAN B. Untuk PLAN B sendiri, besar premi bulanannya pun hanya Rp293.400 saja atau hanya sekitar Rp9.780 per hari saja.
Sebuah nilai yang cukup terjangkau, bahkan lebih murah daripada biaya membeli nasi goreng di bapak penjual langganan saya.
Jadi, Kapan Mau Punya Asuransi Kesehatan?
Gimana, gimana?Terbukti kan kalau sebetulnya untuk memiliki asuransi kesehatan itu bisa mudah banget dan anti ribet? Hal inilah yang jadi keunggulan Flexi Hospital & Surgical Protection yang ditawarkan Astra Life, sehingga memang benar-benar memberikan solusi yang diinginkan supaya hidup tidak selalu bermuram durja seperti karakter sinetron, saat harus bayar biaya tagihan rumah sakit.
Dengan berbagai manfaat cashless sesuai jaminan yang ditawarkan oleh Astra Life, #TagihanRSJadiRingan jelas bukanlah impian lagi. Kini dengan hidup lebih tenang karena solusi kesehatan lengkap, kita jelas bisa healing lagi.
Besar harapan saya, agar setidaknya karakter-karakter sinetron itu mencoba mempelajari produk Flexi Hospital & Surgical Protection dari Astra Life. Tentu sebuah kebanggaan jika para protagonis yang entah berjualan jamu, pengumpul barang bekas atau Ibu Rumah Tangga yang ditinggal suaminya karena kejerat pelakor sampai punya mertua lebih jahat, bisa pamer di bagian administrasi rumah sakit saat keluarganya butuh biaya pengobatan tanpa menangis atau menggadaikan surat rumah.
Mereka akan bisa berucap dengan penuh kemenangan dan tentunya close up ke wajah: 'Aku tidak perlu uangmu dasar suami tidak tahu diuntung. Aku bisa membayar pengobatan mereka karena punya asuransi cashless...'
Yha, semoga.
***
Butuh informasi lebih soal Flexi Hospital & Surgical Protection dari Astra Life? Segera kunjungi Instagram @ilovelife.co.id dan @astralifeid yak, jangan lupa buat follow, mention dan like supaya hidup makin nyaman dan tanpa drama-drama ala sinetron. Tetap sehat, Sahabat Awan!
9 Komentar
Enak juga ya kalo bisa hitung premi sendiri, sehingga kita bisa tentukan sesuai kemampuan kita bayar setiap bulannya, agar manfaat dari Asuransi bisa dirasakan saat dibutuhkan
BalasHapusAwalnya bingung kok bahas sinetron ternyata eh ternyata haha.. bener kak ternyata penting ya peduli dengan diri sendiri melalui asuransi kesehatan ini
BalasHapusdi zaman sekarang memang punya asuransi kesehatan sangat penting ya, karena nantinya asuransi kesehatan akan memudahkan kita apalgi jika asuransinya sangat mudah dan anti ribet
BalasHapusiya juga sih kalau langsung ke adegan "bisa pakai asuransi " ga bakal jadi sinetron hahaha. Asuransi memang sangat membantu apalagi saat harus berhadapan dengan tagihan rumah sakit. Untung Astra life memberi solusinya.
BalasHapusAh iya, asik banget kalau punya asuransi yang memudahkan seperti ini
BalasHapusCashless pula
Asuransi idaman
wwkwk awalnya aku heran, hubungan sama sinetron apa. Setelah baca, ternyata..iya, iya, hidup harus praktis dan memudahkan
BalasHapusKayaknya baru Astra Life ini ya, yang nyediain kalkulator simulasi premi. Mohon maaf nih, kalau asuransi lain, begitu ditanya premi langsung nyuruh buat hubungi salesnya hehe. Oh ya ini bisa cover operasi caesar juga ga ya?
BalasHapushihihih, atau harusnya asuransi kerjasama dong ya ama para Produser, biar dibuatin sinetron khusus gitu yang emang ditonjolin asuransinya :)
BalasHapussaya juga dulu pernah operasi, masih jaman gadis dan syukurnya ada asuransi kesehatan dari kantor, jadilah tinggal urus claimnya aja, kebetulan waktu itu di Kota saya providernya gak ada rekanan ama RS jadilah harus reimburse dulu.
ini juga penting sih buat para provider asuransi untuk melakukan kerjasama di RS-RS di daerah, karena gak semuanya bisa cashless, swipe card atau barcode gitu karena mereka belum kerjasama dengan RS. Jadi yaaa tetap harus pake modal sendiri dulu.
yang saya cari nih.
BalasHapusUdah lama saya meminta anak yang udah bekerja agar memproteksi keuangannya dengan polis asuransi
Nanti kalo sakit gi mana, nanti kalo udah nikah gimana, dst
sayangnya dia sibuk banget, kerjanyapun di luar kota
Untung Astra Life menyediakan ilovelife.co.id?
Sehingga masalah bisa teratasi