Dry Valleys McMurdo foto: Oceanwide Expeditions |
Sahabat Awan, bagaimana kabar puasa Ramadan di hari kedua ini?
Apakah ada yang mulai mengalami cacing-cacing di perut berontak saat memasuki waktu Ashar? Tentu itu normal. Karena kita yang biasanya tidak berpuasa dan mengolah camilan saat sore, harus melakukan penyesuaian di bulan suci ini.
Kalau kalian bertanya padaku, aku sebetulnya tidak terlalu lapar setiap kali menjalankan puasa Ramadan. Karena alih-alih makan dan lapar, aku jauh lebih tidak mampu menahan haus. Namun beruntung, tinggal di Malang membuatku tak perlu merasakan panas yang berlebihan karena saat ini kota domisiliku ini tengah dilanda hujan.
Yap, Ramadan bergulir hari Kamis (23/3) kemarin, praktis hujan selalu terjadi di sore hari.
Tentu bagi aku yang menjalani hidup dan bekerja di rumah, hujan bukanlah masalah berarti. Namun bagi mereka yang berjualan takjil, hujan tentu akan menimbulkan kesedihan karena artinya kudapan yang dijual bisa saja tidak laku lantaran pembeli enggan keluar rumah akibat hujan deras.
Apalagi dalam website resminya, BMKG menyebutkan kalau pada Februari-Maret 2023 ini Indonesia masih akan mengalami musim penghujan sebagai dampak panjang dari berakhirnya fenomena iklim La Nina, yang sudah ada semenjak tahun 2020. Melihat prediksi cuaca itu, tampaknya kita masih harus rela berbasah-basahan karena kondisi hujan hingga pekan pertama puasa Ramadan.
Namun Sahabat Awan tak perlu banyak mengeluh dengan kondisi Indonesia yang masih terus basah karena musim hujan berkepanjangan.
Karena setidaknya, kita jauh lebih beruntung daripada makhluk hidup di Dry Valleys McMurdo.
Memang, ada apa sih di Dry Valleys McMurdo?
Dry Valleys McMurdo dari satelit foto: NASA |
Dilansir Live Science, Dry Valleys McMurdo yang berada di Antartika alias Kutub Selatan sana dinobatkan sebagai tempat paling kering di Bumi. Bahkan saking keringnya, Dry Valleys McMurdo tak pernah mengalami hujan sama sekali selama hampir dua juta tahun lamanya.
Padahal di sekitar tempat itu adalah wilayah yang terlapisi salju dan dikeliling lautan.
Lhoh, kok bisa begitu?
Usut punya usut, karena ternyata area seluas 4.800 kilometer persegi yang merupakan lembah berada di tengah-tengah pegunungan Trans-Antartika yang sangat tinggi sehingga membuat air laut tidak bisa masuk dan akhirnya kelembapan di sana luar biasa rendah. Hal itu akhirnya menjadikan Dry Valleys McMurdo punya suhu yang jauh lebih panas daripada area di sekitarnya, seperti dilansir Mongabay.
Karena kondisi cuaca yang unik, konon hembusan angin yang masuk Dry Valleys McMurdo akan langsung tertarik karena gaya gravitasi sangat cepat. Hembusan angin itupun akhirnya menjadi memanas dan membuat salju serta air di sekitar Dry Valleys McMurdo langsung menguap. Tak heran kalau hujan saja enggan turun, ya?
Gimana, Sahabat Awan? Sanggup nggak hidup di Dry Valleys McMurdo?
Lhoh, kok bisa begitu?
Usut punya usut, karena ternyata area seluas 4.800 kilometer persegi yang merupakan lembah berada di tengah-tengah pegunungan Trans-Antartika yang sangat tinggi sehingga membuat air laut tidak bisa masuk dan akhirnya kelembapan di sana luar biasa rendah. Hal itu akhirnya menjadikan Dry Valleys McMurdo punya suhu yang jauh lebih panas daripada area di sekitarnya, seperti dilansir Mongabay.
Karena kondisi cuaca yang unik, konon hembusan angin yang masuk Dry Valleys McMurdo akan langsung tertarik karena gaya gravitasi sangat cepat. Hembusan angin itupun akhirnya menjadi memanas dan membuat salju serta air di sekitar Dry Valleys McMurdo langsung menguap. Tak heran kalau hujan saja enggan turun, ya?
Gimana, Sahabat Awan? Sanggup nggak hidup di Dry Valleys McMurdo?
Kalau enggak, lebih baik kita syukuri saja musim penghujan yang masih enggan pergi di bulan Ramadan ini yak.
0 Komentar