foto: Karl Magnuson/UNSPLASH |
Sahabat Awan, besok hari Kamis (20/4) kita bertepatan dengan hari ke-29 bulan suci Ramadan. Tentu di waktu yang semakin dekat dengan Idulfitri, banyak di antara kalian yang pasti sudah melakukan kegiatan mudik dan menikmati masa liburan. Bahkan mungkin ada juga yang sudah menyambut takbiran seperti PP Muhammadiyah yang menetapkan Lebaran hari Jumat (21/4).
Nah, di jelang momen Lebaran tahun 2023 ini rupanya ada fenomena langit yang terjadi yakni gerhana matahari hibrida (GMH).
Sekadar informasi, fenomena gerhana matahari hibrida ini merupakan salah satu dari empat peristiwa gerhana (dua gerhana matahari dan dua gerhana bulan) yang terjadi di sepanjang tahun 2023. Dilansir Kompas, nanti peristiwa ini akan memperlihatkan gerhana matahari total (GMT) untuk kali pertama sejak tujuh tahun silam di tahun 2016.
Hanya saja untuk GMH kali ini, besar kemungkinan hanya Sahabat Awan yang tinggal di wilayah timur Indonesia dan ujung barat Sumatera bisa bisa melihat gerhana matahari total dengan jelas. Sedangkan masyarakat selain di kedua area itu hanya akan menikmati gerhana matahari sebagian. Bahkan penduduk di wilayah utara Aceh sama sekali tak bisa menyaksikan GMH.
Tentu hal ini berbeda dengan peristiwa GMT di tahun 2016 yang dapat dinikmati oleh masyarakat di 12 provinsi mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Halmahera.
Kenapa Disebut Gerhana Matahari Hibrida?
foto: Jongsun Lee/UNSPLASH |
Istilah gerhana matahari hibrida sendiri mengacu pada tipe gerhana matahari yang merupakan gabungan dari GMT dan gerhana matahari cincin (GMC). Di mana hanya satu jenis gerhana yang bisa disaksikan di satu tempat. Nantinya kedua ujung lintasan gerhana matahari hibrida bakal mengalami GMC, sedangkan di daerah tengah bakal menjadi saksi gerhana matahari total.
LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menjelaskan lebih sederhana di akun resmi Instagram mereka jika gerhana matahari hibrida adalah peristiwa gerhana matahari yang punya dua macam gerhana berbeda kendati terjadi dalam satu waktu secara berurutan.
Dalam prosesnya, GMH akan dimulai dengan GMC yang kemudian jadi GMT dan kembali jadi GMC lagi.
Kalau Sahabat Awan jeli, puncak GMH yang akan bisa dilihat di suatu tempat ini nanti akan memperlihatkan matahari yang begitu gelap di bagian tengah dan terang pada pinggir, serupa dengan cincin.
Untuk jalur GMT nanti, hanya akan melewati tiga provinsi yakni Maluku, Papua Barat dan Papua dengan durasi total terlama di Biak, Papua yakni 1 menit 1,9 detik seperti dilansir Detik. Bagaimana Sahabat Awan? Siap jadi saksi gerhana matahari hibrida?
LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menjelaskan lebih sederhana di akun resmi Instagram mereka jika gerhana matahari hibrida adalah peristiwa gerhana matahari yang punya dua macam gerhana berbeda kendati terjadi dalam satu waktu secara berurutan.
Dalam prosesnya, GMH akan dimulai dengan GMC yang kemudian jadi GMT dan kembali jadi GMC lagi.
Kalau Sahabat Awan jeli, puncak GMH yang akan bisa dilihat di suatu tempat ini nanti akan memperlihatkan matahari yang begitu gelap di bagian tengah dan terang pada pinggir, serupa dengan cincin.
Untuk jalur GMT nanti, hanya akan melewati tiga provinsi yakni Maluku, Papua Barat dan Papua dengan durasi total terlama di Biak, Papua yakni 1 menit 1,9 detik seperti dilansir Detik. Bagaimana Sahabat Awan? Siap jadi saksi gerhana matahari hibrida?
0 Komentar